Ngarak Pengantin Sunda Bekasi adalah salah satu tradisi budaya Sunda Bekasi yang telah menghiasi pernikahan Sunda Bekasi selama berabad-abad. Prosesi ini melibatkan kedua pengantin yang berkeliling kampung dengan menaiki kuda, sambil mengenakan pakaian adat Sunda Bekasi yang megah dan disertai dengan alunan musik serta tarian tradisional.
Sayangnya, tradisi ini telah mengalami penurunan popularitas seiring dengan perkembangan zaman dan urbanisasi. Sanggar Mekar Harum Sari, bersama dengan dukungan dari berbagai tokoh budaya, memutuskan untuk memulihkan kembali kejayaan tradisi ini sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya Sunda Bekasi yang kaya.
Gedung Juang 45 Tambun: Tempat yang Memesona
Gedung Juang 45 Tambun, yang terletak di Kabupaten Bekasi, merupakan salah satu tempat yang ideal untuk menghidupkan kembali tradisi ini. Museum ini tidak hanya memiliki koleksi yang kaya tentang sejarah dan budaya Sunda khususnya wilayah Bekasi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat dan pengunjung untuk belajar dan merasakan keindahan tradisi-tradisi khas Sunda Bekasi.
Gedung Juang 45 Tambun dipilih sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan revitalisasi Ngarak Pengantin Sunda Bekasi dengan pertimbangan sejarah dan keindahannya. Gedung ini adalah warisan bersejarah yang memiliki makna mendalam dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Memadukan nilai-nilai sejarah dengan budaya, tempat ini menjadi latar yang sempurna untuk menghidupkan kembali tradisi khas Sunda Bekasi.
Dukungan Para Tokoh Budaya
Kegiatan revitalisasi Ngarak Pengantin Sunda Bekasi tidak mungkin mencapai kesuksesan yang sama tanpa kontribusi berharga dari sejumlah tokoh akademisi, seniman, dan budayawan yang memiliki pemahaman mendalam tentang tradisi ini. Keempat tokoh tersebut, yaitu Dr. Deden Haerudin, Abah Oca, Teh Ajeng, dan Mang Yabui, berperan penting dalam memperkaya dan mempertahankan esensi dari Ngarak Pengantin Sunda Bekasi.
Dr. Deden Haerudin, seorang ahli di bidang pertunjukan, membawa perspektif yang kaya tentang pentingnya seni pertunjukan dalam menjaga kehidupan budaya. Ia membantu menjelaskan makna dan nilai seni pertunjukan dalam konteks Ngarak Pengantin Sunda Bekasi, serta bagaimana unsur-unsur pertunjukan dapat meningkatkan pengalaman masyarakat dalam merayakan tradisi ini.
Deden mengarahkan laku gerak para aktor agar sesuai dengan kebudayaan Ngarak Pengantin Sunda Bekasi. (Sumber: Abi)
Abah Oca, seorang musisi karawitan yang berbakat, menghadirkan kekayaan musikal dalam setiap pelaksanaan Ngarak Pengantin. Dengan mengambil alat musik tradisional Sunda Bekasi seperti tarompet, gamelan, dan kendang, Abah Oca menciptakan sentuhan musikal yang memukau. Musiknya menjadi pengiring yang menggugah semangat dalam prosesi dan menambah keindahan acara.
Teh Ajeng, seorang ahli tari sunda, memegang peranan kunci dalam menjaga keaslian gerakan tari tradisional dalam Ngarak Pengantin Sunda Bekasi. Dengan kepemimpinannya, gerakan-gerakan tarian yang memukau dan simbolis dipraktikkan dengan benar, memperkaya pengalaman visual para penonton, serta memberikan penghormatan yang layak kepada warisan budaya ini.
Mang Yabui, seorang sastrawan dan ahli literatur kebudayaan Sunda, memberikan dimensi sastra yang tak terpisahkan dari acara ini. Ia mengangkat literatur kebudayaan Sunda Bekasi, seperti cerita lisan yang dikemas dalam Sawer Panganten, nasihat orang yang dituakan kepada pengantin, menjadi bagian integral dari Ngarak Pengantin Sunda Bekasi. Dengan demikian, aspek sastra juga memperkaya pemahaman dan penghayatan terhadap tradisi ini
Kolaborasi antara keempat tokoh ini dengan Sanggar Mekar Harum Sari dan Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bekasi menciptakan sinergi yang kuat dalam upaya pelestarian dan revitalisasi Ngarak Pengantin Sunda Bekasi. Mereka tidak hanya membantu memperkuat identitas budaya Sunda, tetapi juga memastikan bahwa tradisi ini tetap relevan dan meriah bagi generasi muda dan para pengunjung. Dukungan dan kontribusi mereka menjadi pilar utama kesuksesan upaya pelestarian tradisi Ngarak Pengantin Sunda Bekasi.
Menghidupkan Kembali Pesona Budaya Sunda Bekasi
Kegiatan revitalisasi Ngarak Pengantin Sunda Bekasi di Gedung Juang 45 Tambun adalah upaya serius untuk menghidupkan kembali pesona budaya Sunda Bekasi yang kaya. Acara ini bukan hanya sebuah pertunjukan, tetapi juga sebuah perjalanan dalam waktu yang memungkinkan generasi muda untuk menyaksikan, menghargai, dan memahami akar budaya mereka yang dalam.
Melalui sinergi antara seni pertunjukan, musik, tari, dan literatur kebudayaan, kegiatan revitalisasi ini bukan hanya memulihkan tradisi yang hampir hilang, tetapi juga membantu mengenalkan warisan budaya Sunda Bekasi kepada dunia yang lebih luas.
Tak hanya itu, upaya ini didukung oleh Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bekasi memberikan dukungan finansial dan logistik untuk kegiatan revitalisasi ini, sementara komunitas setempat juga berperan aktif dalam menjaga dan mempromosikan tradisi ini. Dengan kolaborasi antara Sanggar Mekar Harum Sari, para ahli, Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bekasi, dan komunitas setempat, upaya ini menjadi bukti nyata bahwa budaya adalah harta yang harus dijaga dengan baik, karena budaya adalah cerminan jiwa suatu bangsa. Kegiatan Revitalisasi Ngarak Pengantin Sunda Bekasi adalah langkah positif dalam arah yang benar untuk melestarikan dan menghormati akar budaya yang begitu berharga bagi masyarakat Sunda Bekasi dan Indonesia pada umumnya. Semoga upaya ini dapat memperkuat identitas budaya Sunda Bekasi, mempertahankan tradisi yang indah, dan meningkatkan daya tarik wisata Kabupaten Bekasi. (Romi Nursyam)
[wp_objects_pdf]
Klik Button diatas untuk mengunduh versi PDF