Situbondo – Ratusan masyarakat memandati Jalan Kartini yang menghubungkan antara Alun-alun Situbondo dengan Pendopo Aryo Sitobondo, Jumat, 24 Agustus 2024 merupakan hari penting bagi warga Situbondo. Lebih kurang 3000 penari berpartisipasi dalam Situbondo Ethnic Festival.
Situbondo Ethnic Festival adalah inovasi Bupati Situbondo untuk mengangkat kearifan lokal dengan mengeksplorasi beragam tarian. Bupati Situbondo, Drs. H. Karna Suswandi, MM. turut hadir dari awal hingga akhir pertunjukan. Mahasiswa dari program studi Pendidikan Tari Universitas Negeri Jakarta hadir sebagai Duta Kesenian mewakili UNJ. Diwakili oleh tujuh orang mahasiswa, mereka menampilkan tari dengan judul Nandak Mingser.
Tari Nandak Mingser diciptakan oleh Alya yang juga menjadi penari dalam pertunjukan tersebut. Alya adalah salah satu mahasiswa aktif program studi Pendidikan Tari. Ide awal penciptaan tari ini berawal dari pengalaman Alya melihat boneka Marionet, sebuah boneka kayu yang digerakan dengan tali.
Alya menciptakan tari Nandak Mingser untuk memenuhi tugas mata kuliah koreografi kelompok. Tarian yang awalnya ditampilkan di pentas tugas akhir mata kuliah koreografi berpasangan, kini ditampilkan pula pada festival besar di ujung timur pulau Jawa.
“Bangga banget,” kata Arya ketika ditanya mengenai tanggapannya. Hal ini membuktikan bahwa program studi Pendidikan Tari, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta senantiasa memberi kesempatan pada mahasiswanya untuk terus berkembang. Tampilnya tari Nandak Mingser di SEF menjelaskan bahwa karya yang awalnya hanya digunakan sebagai tugas akhir mata kuliah dapat pula ditampilkan di event Nasional. Oleh sebab itu, hasil karya yang telah dibuat dengan sangat baik tidak hanya berakhir di panggung dalam kampus saja.
Perkembangan tari Nandak Mingser dapat dilihat dari beberapa perubahan dari penampilan pertama dan penampilan kedua. Awalnya karya ini merupakan karya duet yang dibawakan hanya dengan dua orang. Kemudian berkembang menjadi tujuh orang. Alya, sebagai koreografer harus cepat berfikir untuk merubah pola lantai dan bentuk pertunjukan hingga cocok ditampilkan di Situbondo Ethnic Festival. Pemberian judul tari juga sempat berubah. Awalnya berjudul Sregep Semenggah kemudian atas saran pembina BEM Prodi Pendidikan Tari, Dr. Romi Nursyam, S.Sn., M.Sn. maka diubah menjadi Nandak Mingser.
“Keikutsertaan mahasiswa program studi Pendidikan Tari di Situbondo Ethnic Festival bertujuan sebagai media pengenalan budaya Betawi di Situbondo”, kata Koorprodi Pendidikan Tari, Dr. Deden Haerudin, S.Sn, M.Sn. Selain itu diharapkan dengan keterlibatan mahasiswa di tengah-tengah festival tari antar provinsi dapat menjadi ruang saling mengapresiasi kesenian dari daerah-daerah lain.
(Sulistiani)