Sejalan dengan fachrihelmanto.com, Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Pendidikan berbasis teknologi atau technology-enhanced learning kini menjadi topik yang sangat relevan di tengah pesatnya adopsi teknologi dalam proses pembelajaran. Namun, seiring dengan manfaat yang ditawarkan, terdapat pula tantangan yang perlu diatasi agar teknologi dapat diintegrasikan secara efektif ke dalam sistem pendidikan.
Pendidikan berbasis teknologi memberikan berbagai manfaat yang signifikan. Pertama, teknologi memungkinkan akses pembelajaran yang lebih luas dan fleksibel. Melalui platform pembelajaran daring, siswa dapat mengakses materi pendidikan kapan saja dan di mana saja, tanpa terbatas oleh waktu dan tempat. Ini sangat membantu terutama bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil yang memiliki akses terbatas terhadap fasilitas pendidikan.
Argumen ini didukung oleh teori konektivisme yang dikemukakan oleh George Siemens. Menurut teori ini, pengetahuan tidak lagi terpusat pada individu, melainkan tersebar melalui jaringan yang lebih luas, baik secara fisik maupun digital. Dalam konteks pendidikan berbasis teknologi, siswa memiliki kesempatan untuk mengakses berbagai sumber informasi dan berinteraksi dengan jaringan global, yang memperkaya proses pembelajaran mereka.
Kedua, teknologi juga memungkinkan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Penggunaan alat-alat seperti simulasi, video interaktif, dan permainan edukatif dapat meningkatkan minat belajar siswa dan membantu mereka memahami konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang lebih menyenangkan. Ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna.
Tantangan Pendidikan Berbasis Teknologi
Meskipun menawarkan banyak manfaat, pendidikan berbasis teknologi juga menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan digital. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi, baik dari segi perangkat maupun konektivitas internet. Kesenjangan ini dapat memperdalam ketidaksetaraan dalam pendidikan, terutama di antara siswa dari latar belakang ekonomi yang kurang beruntung.
Argumentasi ini diperkuat oleh konsep digital divide yang menjelaskan bahwa perbedaan akses terhadap teknologi dapat memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi. Dalam konteks pendidikan, siswa yang tidak memiliki akses terhadap teknologi akan tertinggal dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih beruntung, yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik dan peluang masa depan mereka.
Selain itu, kesiapan guru dan siswa dalam menggunakan teknologi juga menjadi tantangan besar. Banyak guru yang belum terbiasa dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan membutuhkan pelatihan yang memadai. Tanpa dukungan yang tepat, teknologi yang seharusnya memudahkan justru dapat menambah beban kerja guru dan mengurangi efektivitas pembelajaran.