Mengangkat Pesona Seni Tari Melalui Kolaborasi dengan Teknologi

Sebagai koordinator program studi Pendidikan Tari di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), saya telah melihat bagaimana seni tari terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan zaman. Setiap tahun, pada tanggal 29 April, dunia merayakan keindahan seni tari melalui peringatan Hari Tari Sedunia. Namun, lebih dari sekadar merayakan, kita harus mempertimbangkan bagaimana seni tari dapat terus relevan dan menarik bagi generasi masa kini yang semakin terkoneksi dengan teknologi.

Di era digital ini, kolaborasi antara seni dan teknologi telah membuka peluang baru yang tak terbatas. Universitas Negeri Jakarta, dengan mahasiswa dan staf yang bersemangat, memiliki kesempatan untuk menjadi pionir dalam mendorong perkawinan antara seni tari dan teknologi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui integrasi teknologi dalam pertunjukan tari, yang memungkinkan para penonton untuk merasakan pengalaman yang lebih mendalam dan interaktif.

Sebagai contoh, penggunaan proyeksi video dan augmented reality (AR) dapat mengubah latar belakang panggung menjadi dunia yang magis dan mengagumkan, memberikan dimensi baru bagi penonton untuk merasakan kisah yang dipentaskan. Mahasiswa Pendidikan Tari UNJ dapat diajak untuk bereksperimen dengan teknologi-teknologi ini dalam karya-karya mereka, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton.

Namun, tidak hanya soal kreativitas dalam pertunjukan, manajemen pertunjukan juga merupakan aspek penting yang semakin dituntut oleh perkembangan teknologi. Dalam era di mana informasi dapat diakses dengan cepat melalui internet dan media sosial, mahasiswa seni tari perlu dilengkapi dengan keterampilan manajemen yang memadai untuk mempromosikan dan mengelola pertunjukan mereka secara efektif.

Baca juga:  Pelajaran: Menyelami Keindahan Seni Teater dalam Karya Eugene Ionesco oleh Mahasiswa ISBI Bandung

Prodi Pendidikan Tari UNJ kini berupaya memperkuat kurikulumnya dengan memasukkan mata kuliah tentang manajemen pertunjukan yang berbasis teknologi, yang mencakup strategi pemasaran digital, manajemen media sosial, dan penggunaan platform daring untuk penjualan tiket dan pengelolaan acara. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya akan menjadi seniman yang kreatif, tetapi juga profesional yang terampil dalam mengelola aspek bisnis dari dunia seni tari.

Peringatan Hari Tari Sedunia bukan hanya saat untuk merayakan keindahan seni tari, tetapi juga untuk merenungkan bagaimana kita dapat terus mengembangkan dan memajukan seni tersebut. Melalui kolaborasi antara seni tari dan teknologi, serta penekanan pada manajemen pertunjukan yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi, mahasiswa seni tari UNJ memiliki kesempatan untuk menjadi agen perubahan dalam dunia seni yang semakin digital ini.

Mari kita jadikan peringatan Hari Tari Sedunia sebagai momentum untuk mendorong kolaborasi yang lebih erat antara seni dan teknologi, sehingga keindahan seni tari dapat terus mempesona dan menginspirasi generasi masa kini dan mendatang. (Dr. Deden Haerudin, M.Sn.)

Deden Haerudin

Dosen, Sutradara dan Penulis Naskah Teater

Leave a Reply