Kolaborasi Maestro Seni Rupa dan Tari: Menguatkan Karakter melalui Ekspresi Alam dan Budaya

Jakarta, 19 September 2024 – Jika masih ingat, pada tahun 2018 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan kegiatan bertajuk “Maestro Seni Sebagai Penguat Karakter Bangsa” yang bertujuan untuk memperkuat karakter generasi muda melalui seni. Sejalan dengan program ini, Prodi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ mengadakan Kuliah Perdana atau Stadium Generale dengan menghadirkan narasumber seorang maestro seni rupa sekaligus akademisi, Dr. Tisna Sanjaya, M.Sch (lebih dikenal sebagai Kang Tisna). Dalam penyampaian materinya, Kang Tisna menekankan pentingnya mengeksplorasi alam dan lingkungan sebagai media ekspresi olah rasa dalam berkesenian. Pendekatan ini, menurutnya, dapat memperkuat dimensi estetika dan melahirkan individu dengan integritas moral, jiwa seni, dan kesadaran budaya.

Senada dengan itu, Koordinator Program Studi (Korprodi) Pendidikan Seni Rupa, Dr. Rizki Taufik Rakhman, M.Sn, menyatakan bahwa ilmu tidak hanya bisa didapatkan melalui teks atau buku, tetapi juga dari lingkungan sekitar—mengutip filosofi Minangkabau “Alam terkembang jadi guru.” Ia menambahkan, melalui kegiatan Stadium Generale ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman luar biasa yang tidak dapat dirasakan oleh semua orang, yakni belajar langsung dari seorang maestro seperti Kang Tisna.

Dr. Deden Rengga, M.Sn, Korprodi Pendidikan Tari FBS UNJ, turut menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, membangun karakter tidak dapat diseragamkan; jati diri dalam berkesenian akan ditemukan melalui proses belajar bersama teman atau sosok yang telah memiliki pengalaman internasional seperti Kang Tisna. Ia juga mengapresiasi Prodi Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan kesempatan berharga ini.

Selain kuliah umum, dalam workshop melukis yang diselenggarakan, tidak hanya dosen dan mahasiswa Pendidikan Seni Rupa yang terlibat, tetapi juga puluhan mahasiswa Pendidikan Tari. Mereka menambah dimensi teatrikal melalui musik tradisional minimalis dan komposisi koreografi, memberikan respons visual dan audio yang memperkaya pengalaman para pelukis.

Di akhir penyampaiannya, Kang Tisna berpesan bahwa atmosfer dan aura berkesenian seperti ini harus dijaga dan terus dikembangkan. Dengan demikian, respons terhadap lingkungan sekitar akan semakin tajam, dan semoga Prodi Pendidikan Seni Rupa serta UNJ secara umum akan terus berjaya di masa depan. Ojang Cahyadi

Baca juga:  Menghindari Plagiarisme: Etika yang Sering Terlupakan oleh Mahasiswa

Ojang Cahyadi

Dosen Pendidikan Tari Universitas Negeri Jakarta, Seniman Karawitan, dan Penulis

Leave a Reply