Perkuat Eksistensi Budaya Betawi melalui Pelatihan Tari Zapin

Jakarta-Rabu, 25 September 2024 menjadi hari penting bagi program studi Pendidikan Tari, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta. Pada tanggal tersebut diselenggarakan event dengan tajuk Betawi Full Day. Acara ini berisi berbagai rangkaian pertunjukan seperti lenong, penampilan pencak silat, pentas musik dan tari Betawi.

Sebagai acara pembuka, pada pagi hari diselenggarakan Workshop tari Zapin Betawi. Hadir sebagai narasumber, Abdul Rachem seniman yang telah banyak menghasilkan karya-karya tari Betawi. Pak Rohim, sebutan akrab narasumber memulai workshop dengan menceritakan perjalanannya ketika riset tari zapin.

“Zapin itu berasal dari Arab, saya sudah riset di beberapa negara Timur Tengah lainnya seperti Jordania dan Turki, tidak ada tari sejenis Zapin”, ucap Pak Rohim.

Di Indonesia sendiri Rohim pernah menemukan tari Zapin di berbagai tempat. Wilayah-wilayah yang memiliki suku Melayu tentu saja menjadi rumah bagi perkembangan tari Zapin di Indonesia. Menariknya tari Zapin juga ada ada di wilayah Jawa dan Madura.

Materi tari yang dijadikan bahan ajar dalam workshop yang dipilih Abdul Rachem adalah Lenggo Jingke. Meskipun Pak Rohim mengatakan bahwa ini bukan tari Zapin, tetapi pijakan gerak tari dalam Lenggo Jingke berasal dari tari Zapin. Termasuk ide penciptaannya juga berasal dari tari Zapin di Arab.

Baca juga:  Terjalinnya Karakter Melalui Jendela Teknologi: Transformasi Pendidikan di SMK

“Sebenarnya jika di Arab, Zapin itu hanya boleh dilakukan oleh laki-laki. Perempuan biasanya ada di bagian dalam. Namun, saat zapin tersebut sudah mulai, para perempuan ini akan ikut menari apalagi permainannya bagus. Hal ini yang menjadi inspirasi saya dalam membuat tari Lenggo Jingke”, jelas Abdul Rachem.

Sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri yang memiliki jurusan tari di Jakarta, UNJ berupaya dapat menjadi rujukan pelatihan tari Betawi. Hal ini dikatakan pula oleh Dr. Deden Haerudin, S.Sn, M.Sn., Koordinator Program Studi Pendidikan Tari dalam sambutannya. “Harapannya ketika ada orang datang ke Jakarta dan ingin belajar tari Betawi, mereka dapat datang ke UNJ”, kata Deden.

Workshop yang berlangsung selama dua jam terasa sangat menyenangkan. Seluruh peserta yang terdiri dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, mengikuti pelatihan dengan sangat antusias. Di waktu yang cukup singkat, para peserta sudah dapat mempraktikan motif-motif gerak tari Zapin. Hal ini dapat menjadi bekal mereka di kemudian hari, terutama sebagai modal membuat karya koreografi yang berpijak pada gaya zapin Betawi.

Dokumentasi Kegiatan

Leave a Reply