Sebelum mengetahui hubungan antara objektif dan subjektif terkait pendidikan. Mari kita mengenal objektif dan subjektif terkait pendidikan. Objektif dan subjektif dalam konteks pendidikan merujuk pada dua jenis soalan yang berbeda dalam cara mereka mengukur pengetahuan dan kemahiran pelajar. Objektif dalam pendidikan merujuk pada soalan-soalan yang memerlukan jawaban yang jelas dan tepat, biasanya dalam bentuk pilihan jawaban yang betul atau salah. Tujuan-tujuan ini digunakan untuk mengukur pengetahuan dan kemahiran siswa dalam bidang-bidang tertentu, seperti matematika, sains, dan bahasa. Kelebihan objektif dalam pendidikan dapat membantu mengukur kemahiran pelajar dengan cara yang lebih tepat, meningkatkan keakuratan hasil ujian, dan membantu guru dalam menilai kemahiran pelajar dengan cara yang lebih objektif. Akan tetapi objektif ini memiliki kelemahan, yaitu siswa tidak mempunyai kebebasan ide ketika menjawab soal, tidak ada kemahiran penulisan dan pelatihan kata.
Subjektif dalam pendidikan merujuk pada soalan-soalan yang memerlukan jawaban yang lebih subjektif dan berdasarkan pendapat individu. Soalan subjektif ini digunakan untuk mengukur kemahiran pelajar dalam berpikir kritis, membuat pertimbangan, dan menyelesaikan masalah. Kelebihan soalan subjektif dapat membantu mengukur kemahiran pelajar dalam berpikir kritis dan membuat pertimbangan, meningkatkan kemampuan pelajar dalam menyelesaikan masalah, dan membantu guru dalam menilai kemahiran pelajar dengan cara yang lebih subjektif. Akan tetapi subjektif ini juga memiliki kelemahan soalan, yaitu persoalan dipengaruhi oleh pandangan pribadi, sehingga tidak dapat dipastikan secara akurat.
Hubungan objektif dan subjektif dalam pendidikan erat kaitannya dengan konsep belajar dan mengajar. Objektif dalam pendidikan mengacu pada kemampuan menyajikan informasi secara netral dan tidak memihak, bebas dari pendapat atau emosi pribadi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa siswa menerima informasi yang akurat dan dapat diandalkan, yang penting untuk pembelajaran dan perkembangan mereka. Di sisi lain, subjektif dalam pendidikan mengacu pada pendapat, bias, dan emosi pribadi yang dapat mempengaruhi cara informasi disajikan dan dirasakan. Meskipun subjektif dapat bermanfaat dalam menumbuhkan kreativitas dan pemikiran kritis, subjektif juga dapat menyebabkan kesalahpahaman dan salah arti jika tidak dikelola dengan baik. Dalam konteks pendidikan, keseimbangan antara objektif dan subjektif sangatlah penting. Guru harus mampu menyajikan informasi secara netral dan juga menyadari bias dan emosinya sendiri agar tidak mempengaruhi persepsi siswanya. Konsep remedial dalam pendidikan juga erat kaitannya dengan dikotomi objektif-subjektif. Kegiatan remedial dirancang untuk membantu siswa yang belum memenuhi standar minimal pada mata pelajaran tertentu. Kegiatan ini dapat bersifat objektif dan subjektif, karena melibatkan penggunaan tes dan penilaian standar untuk mengidentifikasi sejauh mana siswa memerlukan perbaikan, serta penilaian subjektif dari guru dalam menentukan metode terbaik untuk membantu siswa mengatasi kelemahan mereka.
Kesimpulannya, hubungan antara objektif dan subjektif dalam pendidikan bersifat kompleks dan beragam. Meskipun objektif sangat penting untuk memastikan keakuratan dan kenyataan informasi, subjektif dapat bermanfaat dalam menumbuhkan kreativitas dan pemikiran kritis. Keseimbangan antara kedua aspek ini sangat penting dalam memastikan bahwa siswa menerima pendidikan menyeluruh yang mempersiapkan mereka untuk sukses dalam semua aspek kehidupan.