Subjektif dan objektif terkait PGSD (pendidikan sekolah dasar) dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Secara subjektif, pengalaman individu dalam mempelajari atau mengajar PGSD dapat berbeda-beda berdasarkan latar belakang, keahlian, dan preferensi mereka. sedangkan secara objektif penilaian terhadap kualitas program PGSD dapat dilakukan melalui standar akademik, kurikulum, hasil belajar siswa, dan efektivitas pelatihan guru.
Dalam konteks pembelajaran pengertian subjektif mengandung pada pandangan, persepsi, atau pengalaman pribadi yang dimiliki oleh individu. Ini bisa mencakup preferensi belajar, gaya pembelajaran, serta perasaan dan opini subjektif terhadap materi pelajaran, metode pengajaran, atau lingkungan pembelajaran. Subjektivitas dalam mempengaruhi cara individu memahami, merespon, dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI subjektif adalah pandangan atau prasangka sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya. Jadi subjektif adalah sebuah sikap yang mengacu kepada keadaan di mana seseorang berpikir relevan, hasil dari menduga-duga, sangkaan, perasaan, serta selera.
Contohnya adalah menyediakan lingkungan yang mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa.
Objektif dalam konteks pembelajaran merujuk pada tujuan atau hasil yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran. Mereka secara jelas menentukan apa yang ingin dicapai oleh siswa setelah Mereka menyelesaikan suatu pembelajaran atau pelatihan. Objektif pembelajaran haruslah spesifik, terukur, dapat dipercaya, relevan, dan terbatas waktu (smart).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI objektif adalah mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Sikap objektif adalah sikap yang lebih pasti, bisa diyakini ke bahasanya, tapi bisa juga melibatkannya. Contohnya siswa dapat memecahkan masalah yang kompleks dengan menggunakan strategi pemecahan masalah yang tepat.