Memahami Ungkapan Kreatif Guru Sekolah Dasar di Wilayah Bekasi Barat melalui Karya Tari Berbasis Tradisi dengan Sistem Pengorganisasian Bentuk dari Metode Jacqueline Smith

Kreativitas merupakan salah satu aspek penting dalam proses pendidikan, terutama bagi guru sekolah dasar yang bertugas untuk mengembangkan potensi siswa. Di wilayah Bekasi Barat, pengembangan kreativitas guru melalui karya tari berbasis tradisi muatan lokal menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tari tradisi tidak hanya berfungsi sebagai sarana ekspresi seni, tetapi juga sebagai alat untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal kepada generasi muda. Pengenalan seni tari tradisional dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan identitas budaya di kalangan siswa (Supriyanto 2020), dalam konteks ini, guru diharapkan dapat mengadaptasi dan mengembangkan kreativitas mereka dalam menciptakan karya tari yang berbasis pada tradisi lokal. Metode Jacqueline Smith, menekankan pada pengorganisasian dan pengembangan ide, dapat diterapkan untuk membantu guru dalam merancang dan menyusun karya tari yang tidak hanya menarik, tetapi juga edukatif. Dengan menggunakan metode ini, guru dapat memfasilitasi siswa dalam memahami dan menghargai warisan budaya mereka melalui seni tari. Dari hasil ungkapan karya dengan menggunakan gerak tradisi melalui pengembangan pengorganisasian bentuk dari metode J. Smith, guru tari telah berhasil menciptakan sebuah karya tari yang mengangkat tema kehidupan sehari-hari masyarakat Bekasi. Karya ini tidak hanya melibatkan siswa dalam proses latihan tari, tetapi juga menggali cerita-cerita lokal yang menjadi inspirasi gerakan tari. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan kreativitas guru melalui tari tradisi dapat menciptakan karya yang relevan dan bermakna bagi siswa.

Kegiatan penelitian ini di lakukan di Sekolah Islam Terpadu  Nurul Islam Bekasi Barat dengan melibatkan beberapa sekolah dasar dan guru di wilayah Bekasi Barat. Keterlibatan dalam kegiatan ini dapat memberikan dampak akan meningkatnya kreativitas guru untuk menghasilkan karya tari menggunakan gerak tari tradisi sebagai muatan lokal.

Statistik menunjukkan bahwa 70% siswa dan guru yang terlibat dalam kegiatan seni tari mengalami peningkatan minat belajar dan rasa percaya diri. Hal ini sejalan juga disebutkan bahwa, keterlibatan siswa dan guru dalam seni dapat meningkatkan kemampuan sosial dan emosional mereka (Rahmani, 2021)  Oleh karena itu, pengembangan kreativitas guru melalui karya tari berbasis tradisi sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar dan mengajar  yang positif di sekolah.

Tari tradisi juga memiliki potensi untuk menjadi media pembelajaran yang efektif. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen tari dalam kurikulum, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang gerakan tari, tetapi juga tentang nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya. Ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin membentuk karakter bangsa melalui pelestarian budaya lokal.

Kegiatan proses kreatif ini dengan pemateri Ida bagus K. Sudiasa, merupakan dosen tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta yang telah banyak menghasilkan karya tari di kancah nasional dan Internasional yang sudah memiliki sertifikat koreografer, kepenarian, juri seni dan menyandang assesor seni pertunjukan dari lembaga resmi sertifikasi nasional yakni  BNSP. Menurut beliau dengan mengajak para guru terlibat dalam proses kreatif untuk mampu menghasilkan sebuah karya tari dengan cara memberikan tahapan yang sangat mudah dengan menggunakan pendekatan dari teori J. Smith  yakni penerapan metode pengorganisasian bentuk di mulai dari bagaimana mencari dan mengembangkan motif pijakan gerak dengan sistim biner, terner, rondo, fuga yang telah menawarkan pendekatan sistematis dalam pengorganisasian karya tari. Dengan cara yang mudah ini akan bermanfaat bagi guru dalam menciptakan karya seni yang terstruktur dan bermakna. Metode ini terdiri dari beberapa tahap, mulai dari pengembangan pijakan gerak, hingga melakukan evaluasi karya tari. Dalam konteks pengembangan kreativitas guru di SD, penerapan metode ini dapat membantu guru untuk lebih fokus dan terarah dalam menciptakan karya tari yang berbasis tradisi.

Baca juga:  ISHEL 2025: Forum Global dari Linguistik Terapan UNJ untuk Menyulam Kemanusiaan, Pendidikan, dan Bahasa

Pada tahap perencanaan, guru perlu mengidentifikasi tema dan nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui karya tari dengan mempergunakan pijakan gerak tradisi yang selanjutnya di olah dan kembangkan melalui sistim pengorganisasian bentuk. Kita ketahui  wilayah Bekasi memiliki keberagaman budaya, sehingga guru dapat mengajak siswa untuk melakukan pemetaan tentang berbagai tradisi yang ada di sekitar mereka. Hal ini tidak hanya melatih kreativitas siswa, tetapi juga meningkatkan pengetahuan mereka tentang budaya lokal. Keberagaman budaya di Bekasi mencakup lebih dari 10 suku yang memiliki tradisi tari masing-masing (Badan Pusat Statistik, 2022), Setelah tema ditentukan, tahap selanjutnya menentukan pijakan gerak dan melakukan  pengembangan. Di sini, guru dapat menggunakan teknik improvisasi untuk menciptakan gerakan tari yang sesuai dengan tema yang dipilih. Melalui proses ini, guru didorong untuk berkontribusi dengan ide-ide kreatif mereka, sehingga menghasilkan karya yang lebih otentik dan personal. Melakukan kolaboratif dalam penciptaan seni dapat meningkatkan rasa kepemilikan guru dan siswa terhadap karya yang dihasilkan (Santosa, 2019).

Proses evaluasi ini begitu sangat penting untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendorong guru untuk terus berinovasi. Dengan demikian, pengorganisasian karya tari yang dilakukan dengan metode ini dapat menciptakan siklus pembelajaran yang berkelanjutan. Hal ini dapat kita lihat dari hasil karya yang sangat sederhana dengan melibatkan guru dan siswa, mampu menghasilkan kolaboratif yang kreatif dalam karya tari tradisi. Melalui pengembangan kreativitas dan menghasilkan sebuah  karya tari mampu meningkatkan kebersamaan antara guru dan siswa. Dengan pelatihan yang singkat, guru berhasil menciptakan satu  karya tari yang mengangkat tema berkaitan dengan budaya lokal. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, guru dapat mengembangkan kreativitas mereka dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, penerapan metode Jacqueline Smith dalam pengorganisasian karya tari berbasis tradisi tidak hanya bermanfaat bagi guru, tetapi juga memberikan dampak positif bagi siswa.

Melalui proses kreatif ini, siswa dapat belajar untuk menghargai dan melestarikan budaya lokal mereka, sekaligus mengembangkan keterampilan seni yang akan berguna di masa depan. Melalui Pengembangan Kreativitas Guru terhadap Siswa, kreativitas guru melalui karya tari berbasis tradisi memiliki dampak yang signifikan terhadap siswa. Salah satu dampak positif yang paling terlihat adalah peningkatan minat dan motivasi belajar siswa. Ketika guru mampu menyajikan materi pembelajaran dengan cara yang kreatif dan menarik, siswa cenderung lebih antusias untuk terlibat dalam proses belajar. Siswa yang terlibat dalam kegiatan seni, seperti tari, menunjukkan peningkatan motivasi belajar hingga 60%, selain itu, pengembangan kreativitas guru juga berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan sosial siswa (Widiastuti (2021).

Baca juga:  Press Release : STRATEGI DIGITALISASI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING USAHA TRADISIONAL

Kegiatan tari sering kali melibatkan kerja sama antar siswa, yang dapat memperkuat hubungan sosial dan membangun rasa kebersamaan. Dalam sebuah studi yang dilakukan di beberapa sekolah dasar di Bekasi, 80% siswa melaporkan bahwa mereka merasa lebih dekat dengan teman-teman mereka setelah berpartisipasi dalam kegiatan tari bersama (Hendrawan, 2022). Hal ini menunjukkan bahwa seni tari dapat menjadi alat yang efektif untuk membangun keterampilan sosial di kalangan siswa. Di samping itu, pengembangan kreativitas guru melalui karya tari juga dapat meningkatkan kebersamaan siswa dalam bersosialisasi. Keterlibatan dalam seni tari memungkinkan siswa untuk mengekspresikan perasaan dan emosi mereka dengan cara yang positif. Siswa yang terlibat dalam kegiatan seni cenderung memiliki kepekaan antar sesama tingkat kepedulian dengan lingkungan lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa seni tari tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk pengembangan diri.

Selanjutnya, pengembangan kreativitas guru melalui karya tari berbasis tradisi juga berperan penting dalam pelestarian budaya lokal. Dengan memperkenalkan tari tradisional kepada siswa, guru membantu mereka untuk memahami dan menghargai warisan budaya mereka. Hal ini sangat penting, mengingat generasi muda saat ini cenderung lebih terpapar pada budaya global yang bisa mengancam keberadaan budaya lokal.  Pelestarian budaya lokal harus menjadi bagian integral dari pendidikan di sekolah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2023), Akhirnya, dampak positif dari pengembangan kreativitas guru melalui karya tari berbasis tradisi dapat dilihat dalam peningkatan prestasi akademik siswa. Keterlibatan dalam kegiatan seni dapat merangsang kreativitas dan daya pikir kritis siswa, yang berdampak positif pada kemampuan akademik mereka.

Pengembangan kreativitas guru melalui karya tari berbasis tradisi memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman dan pengetahuan guru tentang tari tradisional. Banyak guru yang mungkin tidak memiliki latar belakang pendidikan seni atau tari, sehingga mereka merasa kesulitan untuk mengajarkan tari kepada siswa. Menurut hasil wawancara yang di lakukan oleh Bapak Ida Bagus Sudiasa degan peserta pelatihan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa 40% guru di wilayah Bekasi Barat mengaku tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang tari tradisional. Tantangan lainnya adalah keterbatasan sumber daya dan fasilitas yang mendukung kegiatan seni tari di sekolah. Banyak sekolah dasar di Bekasi Barat yang tidak memiliki ruang yang memadai untuk latihan tari, serta alat musik atau perlengkapan tari yang diperlukan. Hal ini dapat menghambat proses pembelajaran dan pengembangan kreativitas guru. Sedangkan Data dari Dinas Pendidikan Kota Bekasi (2023) menunjukkan bahwa hanya 30% sekolah dasar di wilayah tersebut yang memiliki fasilitas seni yang memadai. Selain itu, kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan orang tua juga menjadi tantangan dalam pengembangan kreativitas guru.

Banyak sekolah yang lebih fokus pada pencapaian akademik dibandingkan dengan kegiatan seni, sehingga kegiatan tari sering kali dianggap sebagai aktivitas yang kurang penting. Hal ini dapat mengurangi motivasi guru untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam mengajarkan tari. Dukungan dari pihak sekolah dan orang tua sangat penting untuk keberhasilan program seni di sekolah. Sedangkan tantangan lain yang dihadapi adalah kurangnya waktu untuk kegiatan seni dalam kurikulum yang padat. Dengan banyaknya mata pelajaran yang harus diajarkan, guru sering kali kesulitan untuk menyisipkan waktu untuk kegiatan seni tari. Hal ini dapat mengurangi kesempatan siswa untuk belajar dan berlatih tari, serta menghambat pengembangan kreativitas guru dan  pembelajaran yang dialokasikan hanya 20% waktu untuk kegiatan seni di sekolah dasar (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2023).  Tantangan dalam pengembangan kreativitas guru melalui karya tari juga dapat berasal dari persepsi masyarakat yang kurang mendukung. Beberapa orang tua dan masyarakat masih menganggap bahwa seni tari adalah kegiatan yang tidak penting dan tidak berkontribusi pada masa depan siswa. Pandangan ini dapat menghambat upaya guru dalam mengembangkan kreativitas mereka dan mempromosikan kegiatan seni di sekolah. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya seni dalam pendidikan.

Baca juga:  Strategi Optimalisasi Branding untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM di Era Digital

Meningkatkan kreativitas guru melalui karya tari untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kreativitas guru melalui karya tari berbasis tradisi, beberapa rekomendasi dari Bapak Ida Bagus Sudiasa dapat dilakukan. Pertama, pelatihan bagi guru perlu diadakan secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam tari tradisional. Melalui pelatihan ini, guru dapat belajar tentang teknik tari, pengorganisasian karya, serta cara mengintegrasikan tari dalam kurikulum. Pelatihan yang dilakukan secara berkala dapat meningkatkan keterampilan guru hingga 50% (Setiawan, 2022). Kedua, perlu adanya peningkatan fasilitas dan sumber daya untuk kegiatan seni tari di sekolah. Pemerintah daerah dan pihak sekolah harus berinvestasi dalam penyediaan ruang latihan yang memadai, serta alat musik dan perlengkapan tari yang diperlukan. Dengan fasilitas yang baik, guru dan siswa dapat lebih leluasa dalam berlatih dan menciptakan karya tari. Data dari Dinas Pendidikan menunjukkan bahwa sekolah yang memiliki fasilitas seni yang baik cenderung memiliki program seni yang lebih sukses.

Selanjutnya, dukungan dari pihak sekolah dan orang tua sangat penting untuk keberhasilan program seni di sekolah. Sekolah perlu memberikan ruang dan waktu yang cukup untuk kegiatan seni dalam kurikulum, serta melibatkan orang tua dalam mendukung kegiatan seni. Program keterlibatan orang tua, seperti pertunjukan seni atau festival tari, dapat meningkatkan dukungan dan minat orang tua terhadap kegiatan seni di sekolah. Melihat kemampuan yang di peragakan baik oleh guru, siswa dalam perwujudan karya ini yang nantinya akan di kaitkan dengan pembelajaran kelas harus mengintegrasikan kegiatan seni tari dalam pembelajaran lintas kurikulum. Misalnya, guru dapat mengaitkan tema tari dengan pelajaran sejarah, bahasa, atau seni budaya. Dengan cara ini, siswa dapat melihat relevansi seni tari dengan pelajaran lain, sehingga meningkatkan minat dan motivasi mereka untuk belajar). Mengintegrasikan seni dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi ajar (Pramudito, 2023). Akhirnya, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai dan pentingnya seni dalam pendidikan. Kampanye dan program sosialisasi yang melibatkan masyarakat dapat membantu mengubah pandangan negatif terhadap seni tari. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, diharapkan dukungan terhadap kegiatan seni di sekolah akan semakin meningkat, sehingga memungkinkan guru untuk lebih berinovasi dalam mengembangkan kreativitas mereka melalui karya tari.

Dokumentasi Ida Bagus, 2025

Leave a Reply